Occupational Diving : Neurological Complications of Diving

Main Article Content

Winda Trijayanthi Utama

Abstract

Banyak pekerjaan yang dilakukan melalui kegiatan menyelam dengan tujuan penelitian, pencarian makanan laut, konstruksi, pemeliharaan alam, pembuatan film, militer, forensik dan penyelamatan, bahkan eksplorasi dan konstruksi ladang minyak lepas pantai juga dilakukan dengan proses menyelam. Artikel ini membahas tentang Occupational diving (penyelaman di tempat kerja) yang merupakan kegiatan menyelam yang dilakukan dalam pekerjaan untuk mendapatkan atau memberi imbalan (terlepas dari apakah menyelam merupakan fungsi utama pekerjaan atau hanya merupakan tambahan untuk itu). Terdapat 3 cara penyelaman yang dilakukan: breath-hold diving, ‘‘bounce’’ diving with breathing apparatus, dan saturation diving. Ketika terjadi trauma berat saat penyelaman maka biasanya sistem saraf seringkali ikut terlibat. Penyakit dekompresi, hipotermia, barotrauma, imersi edema pulmoner, dan emboli gas merupakan komplikasi medis yang sangat penting dari penyelaman. Penyusunan artikel ini menggunakan metode review dari jurnal-jurnal terutama yang berasal dari luar negeri yang mengenai penyelaman secara umum, penyelaman dalam pekerjaan, dan komplikasi neurologis yang dapat terjadi akibat penyelaman serta manajemen tatalaksana secara umum. Sebagai kesimpulan penyelaman merupakan suatu pekerjaan yang rentan mengalami faktor resiko di bidang neurologis. DCS merupakan komplikasi neurologis tersering yang bisa terjadi. Tatalaksana definitif yang bisa dilakukan untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan rekompresi di dalam hyperbaric chamber. Namun secara umum, perlu adanya perhatian lebih kepada para pekerja terutama penyelam untuk menghindari faktor resiko yang dapat muncul terkait pekerjaan terutama komplikasi bidang neurologi.

Article Details

Section
Articles